BEST OFFER : This space is available for you. For inquiries please email soon to : 165mazri@gmail.com

Thursday, May 9, 2013

Menjemput Kejayaan Teluk Bayur

Rabu, 01 Mei 2013 | 12:39 WIB - Penulis: Andika D. Khagen | Editor: Erinaldi - Saat ini, Pelabuhan Teluk Bayur memiliki 12 unit dermaga dengan panjang mencapai 1.613 meter - KLIKPOSITIF — Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan baru saja meresmikan terminal peti kemas Pelabuhan Teluk Bayur, Senin, 29 April 2013. Wajah baru Pelabuhan Teluk Bayur ini memiliki luas 46.886 meter persegi dan mampu menampung lebih dari 4 ribu boks peti kemas.

Saat ini, Pelabuhan Teluk Bayur memiliki 12 unit dermaga, dengan panjang mencapai 1.613 meter. Selain itu, pelabuhan ini juga telah dilengkapi beberapa fasilitas penunjang seperti gantry luffing crane, gantry jib crane, wheel loader dan eskavator.


Teluk Bayur diharapkan mampu menjadi gerbang utama Indonesia barat—seperti saat pertama dibangun pada akhir abad 19. Aktivitas Pelabuhan Teluk Bayur di tahun 1888-1893 padat dikunjungi kapal antarpulau. Emmahaven, namanya ketika itu, satu-satunya pelabuhan yang terletak di Pantai Barat Sumatera.

Pemerintah Belanda menganggap pelabuhan ini penting untuk ekspor kopi. Sejarah mencatat, pelabuhan ini pernah melakukan pelayaran langsung ke Batavia (Tanjung Priok)-Padang pada 1850 dengan kapal uap, sebagai langkah awal.

Padang terbukti mampu berkembang, terutama dari sektor kopi. Den Haag saat itu menurunkan pajak di Ranah Minang untuk komoditas ini. Dengan syarat, masyarakat Minang menjual kopinya kepada gouvernement (pemerintah).

Di akhir abad ke-19 itu, proyek yang dikerjakan Ir. J.P Yzerman, mencatat luas daerah pelabuhan emmahaven setelah disetujui Den Haag terdiri dari 6.470 Ha Perairan, 434 Ha daratan, 30,89 Ha kolam pelabuhan dan 9-12 M LWS kedalaman kolam. Dari sekian banyak pelabuhan yang ada, emmaheaven merupakan satu-satunya pelabuhan di Pantai barat Pulau Sumatera yang teramai dan terbesar yang dikunjungi oleh kapal samudera dan antarpulau.

Tapi kejayaan itu seperti ditelan waktu. GM Pelindo II Cabang Teluk Bayur Hudadi Soerja Djanegara dalam suatu kesempatan wawancara dengan KLIKPOSITIF mengatakan, selama tiga tahun terakhir, jumlah kunjungan kapal terus mengalami penurunan.

Ia menyebut dari tahun 2008 kunjungan kapal berjumlah 2.944 unit, tahun 2009 turun jadi 2.591 unit. Sementara pada 2010, jumlahnya tinggal 2.246 unit. Puncaknya, Pelabuhan Teluk Bayur turun kelas, dari satu menjadi dua. Anggota Komisi III DPRD Sumbar M. Tauhid mengatakan, penurunan kelas itu terjadi karena kapal-kapal besar yang hendak bersandar berpikir untuk bongkar muat.

“Karena sulit untuk bersandar, terjadi antrian untuk melakukan bongkar muat barang,” ujarnya, beberapa waktu lalu. Disebutkan, antrian kapal yang hendak bongkar muat di pelabuhan bisa terjadi berhari-hari akibat keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki.

Terminal Peti Kemas

Arus lalu lintas barang di Pelabuhan Teluk Bayur diklaim mengalami peningkatan sejak lima tahun belakangan. General Manager Pelabuhan Teluk Bayur Dalsaf Usman mengatakan, throughput (jalur yang ditempuh) yang melalui peti kemas di Pelabuhan Teluk Bayur mencapai lebih dari 68 ribu TEUs tahun ini.

“Terminal peti kemas ini didukung oleh kedalaman kolam sandar mencapai -10 mLWS, dari yang sebelumnya hanya -8 mLWS,” Dalsaf.

Menurut Dalsaf, lalu lintas dan barang di Pelabuhan Teluk Bayur terus meningkat sejak tahun 2008. Jumlah peti kemas yang pada tahun 2008 hanya sejumlah 48.503 TEUs, namun pada tahun 2012 mencapai 61.808 TEUs.

Pada tahun 2012, Pelabuhan Teluk Bayur mencatat pendapatan bersih lebih dari Rp 130 miliar, meningkat dua kali lipat dibandingkan lima tahun sebelumnya yang hanya berada pada kisaran Rp 57 miliar.

Docking System

Ekonom Universitas Andalas Elfindri melihat pembangunan terminal peti kemas sebagai kemajuan. Hanya saja, tanpa menyiapkan fasilitas untuk perbaikan kapal, kondisi ini dinilai kurang masksimal untuk memanjukan ekonomi Sumbar. Elfindri menilai, sistem galangan kapal (docking system) merupakan satu peluang yang bisa mendongkrak kinerja pelabuhan.

“Teluk Bayur tidak cukup hanya sebagai gerbang utama Pantai Barat saja, docking system mesti dipandang sebagai peluang,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Analisisnya, kedekatan jarak antara Sumbar dengan Singapura dapat dimanfaatkan untuk ‘menarik’ jumlah kapal agar sandar di Padang. Dengan rata-rata 50 ribu kapal per tahun yang singgah di galangan kapal Singapura, paling tidak Sumbar memiliki peluang bisa mengembangkan sejumlah galangan kapal.

Secara jangka panjang, sebutnya, pengembangan Teluk Bayur tidak hanya akan meningkatkan perekonomian Sumbar. Daerah di kawasan Sumatera Tengah juga akan terkena imbas positif dari pengembangan dermaga tersebut. (ed)

source :
http://www.klikpositif.com/news/fokus/147/menjemput-kejayaan-teluk-bayur.html



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar :

Top Stories

Supported by

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
FOR RENT : This running text is ready for rent. For inquiries please email soon to : reservation@rockyplazahotelpadang.com or 165mazri@gmail.com